1. “Pengaruh Media Massa Terhadap Gaya Hidup”
Media
massa telah membawa pengaruh besar dalam segi sendi-sendi kehidupan di
masyarakat. Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologinya
dengan tujuan untuk merubah gaya hidupnya dan informasi yang telah di
dapatkannya melalui media yang digunakan.
Kehadiran media massa bukan saja dapat merubah gaya hidup
pada diri seseorang, tetapi dapat saja meningkatkan peranan dan status sosial
dalam masyarakat. Terkadang seseorang akan merubah gaya hidupnya ketika
perannya di dalam masyarakat telah berubah.
Misalnya menjadi seorang public figure atau artis maka secara otomatis berubah gaya
hidupnya. Kemudian jika telah berubah gaya hidup seseorang, maka berubah pula
status sosialnya di dalam masyarakat.

1. Perubahan Gaya Tempat Mengkonsumsi Makanan (Pangan)
2. Perubahan Gaya Tempat Berbelanja (Swalayan)
3. Perubahan Gaya Tempat Tinggal (Papan)
4. Perubahan Gaya Transportasi (Kendaraan)
5. Perubahan Gaya Berpakaian (Sandang)
6. Perubahan Gaya Rambut

1. Faktor Media Massa
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Perubahan Zaman
4. Faktor Transmisi Budaya
2. “Pengaruh Media Massa Terhadap
Keluarga”
Media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi
atau pesan.

Saylin Wen mengategorikan enam media :
ü Suara
ü Grafik
ü Teks
ü Musik
ü Animasi
ü Video

ü Buku
dan Kertas.
ü Kamera
ü Alat
Perekam Kaset.
ü Kamera
Film Proyektor
ü Pita
Perekam Video.
ü Disk
Optikal
ü Disket
dan Hard Disk.
ü Flash
Disk

ü Komunikasi
ü Penyiaran
ü Jaringan
ü Konvergensi
Media dan New Media
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantunggan.
Keberlangsungan
suatu masyarakat tergantung pada keberadaan keluarga karena itu keberhasilan
dan kegagalan suatu masyarakat ditentukan pula oleh keluarga sebagai elemen
dasar masyarakat

Peran
Media Massa sesungguhnya adalah untuk mencerahkan masyarakat, menjadi media
edukasi supaya khalayak yang mengunakan media tersebut menjadi cerdas, terbuka
pikiranya, dan menjadi masyarakat yang maju, ini pun berlaku dalam kehidupan
keluarga yang seharusnya menjadi alat untuk mendidik dan mencerdaskanya
Tetapi
peran media pun tidak selalu positif, adapun hal-hal negatif yang terjadi di
keluarga akibat peran yang disebabkan oleh media, contohnya adalah tontonan di
televisi yang menjadi konsumsi anak bahkan seorang anak yang mengakses video
yang tidak pantas ia tonton dari HP
3. Pengaruh Media Massa Terhadap
Hiburan
Efek Media adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa
pesan media massa. Menurut Donald F.
Robert (Schramm dan Roberts: 1990) Karena fokusnya pada pesan, maka efek
haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa tersebut. Efek
media juga diartikan sebagai dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki media,
yang menyebabkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia, akibat
terpaan media. Semakin berkembangnya teknologi media massa dalam menyampaikan
informasi dan hiburan, maka manusia tak akan pernah bisa lepas dari pengaruh
media massa tersebut. Setiap hari, otak manusia selalu dipenuhi oleh informasi
yang disampaikan.
Hiburan adalah
segala sesuatu yang menggugah psikologis yang menimbulkan rasa senang baik yang
berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur
atau pelipur hati yang susah atau sedih.
Pada umumnya hiburan
dapat berupa musik, film, opera, drama, ataupun berupa permainan bahkan olahraga. Berwisata juga dapat dikatakan sebagai upaya hiburan
dengan menjelajahi alam ataupun mempelajari budaya. Mengisi kegiatan di waktu
senggang seperti membuat kerajinan, keterampilan, membaca juga dapat
dikatagorikan sebagai hiburan
Bagi orang tertentu yang memiliki
sifat workaholic, bekerja adalah
hiburan dibandingkan dengan berdiam diri.
Aktifitas
hiburan mencerminkan nilai2 dan kondisi masyarakat. Hiburan merupakan kegiatan
yang ditujukan untuk memperoleh kebahagiaan atau kepuasan jiwa seseorang.
Efek Hiburan :
1.
Sarana Entertainment
2.
Feeling Good
3.
Relief Seeking
4.
Disposisi
5.
Enjoyment dari ketegangan
6.
Violation Theory of Violence
7.
Suasana Menonton
8.
Escapism

1. Arti penting entertainment
2. Untuk memenuhi kebutuhan psikologi
3. Feeling good
4. Disposisi kecenderungan untuk berlaku dengan cara
tertentu.
5. Enjoyment dari ketegangan
6. Escapism
7. Susana menonton

Positif
1. Pembangkitkan
imajinasi dan kreativitas
2. Pemenuhan
psikologis dalam diri seseorang
3. Merubah
mood sedih menjadi senang
Negatif
1. Tayangan
yang tidak layak
2. Kurangnya
minat membaca pada anak dan remaja
3. Tidak
bisa membedakan khayalan dan kenyataan.
4.
Pengaruh
Media Massa Terhadap Anak-Anak
Anak zaman sekarang berbeda dengan anak zaman dahulu,
kebanyakan itulah yang dilontarkan oleh para orangtua mengenai perilaku
sehari-hari anak zaman sekarang. Anak zaman dahulu umumnya berperilaku lebih
baik dari anak di zaman sekarang. Mereka berperilaku layaknya anak seumuran mereka.
Sedangkan anak pada zaman sekarang justru sebaliknya, mereka berperilaku
layaknya orang dewasa. Perilaku layaknya orang dewasa itu kadang mencontoh dari
tontonan-tontonan film yang ada di televisi.

Televisi
Dan Internet
• Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
• Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan dalam televisi dan internet yang tertinggi ,sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.
• Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
• Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, serta banyaknya media sosial yang ada dalam internet membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
• Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
• Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan dalam televisi dan internet yang tertinggi ,sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.
• Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
• Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, serta banyaknya media sosial yang ada dalam internet membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
• Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV serta mengakses internet membuat mereka tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
• Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
• Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV dan internet, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV dan mengakses internet. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
• Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
• Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.
• Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV serta mengakses internet sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV dan internet yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual.

1.
Latihlah anak – anak untuk
gemar membaca sejak usia dini
Dengan membaca, pola pikir
anak – anak akan kebuka. Serta tau apa yang harusnya ia lakukan sesuai umur
mereka. Buku dapat menjadi teman baik anak – anak.
2.
Ajari mereka untuk gemar
berolah raga atau melakukan aktivitas di luar ruanagan untuk menghindari
Obesitas pada anak.
Dari seurvei perkumpulan
dokter – dokter di indonesia kebanyakan anak – anak negemil atau bahkan makan
ketika sedang menonton televisi.
3.
Orang tua lbih intens untuk
mengurangi kebiasaan anak menonton televisi dan mengakses internet diwaktu
luangnya.
Hal ini sangatlah penting
mengingat begitu besarnya pengaruh televisi dan internet, terhadap anak – anak.
Tidak semua tayangan televisi dan internet baik untuk anak – anak.
4.
Keluarga rutin untuk makan
atau berkumpul serta bercanda tawa bersama.
Hal ini sangatlah penting
untuk membangun kualitas pertemuan keluarga. Bukan hanya itu, karna keluarga
merupakan penyaring yang efektif untuk membangunperilaku baik anak.
5.
Orang tua harus intensiv
dalam melakukan pengawasan terhadap konsumsi anak baik konsumsi hiburan atau
media bermain.
5.
Pengaruh Media Massa Terhadap Ponografi
Pornografi berasal dari bahasa yunani yaitu
pornographia. Secara harfiah pornografi diartikan sebagai tulisan atau gambar
tentang pelacur. Pornografi kadang kala juga disingkat menjadi “porn”, “pron”,
atau “porno”, yang artinya penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksualitas
manusia secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah
seksual). Pornografi dapat menggunakan berbagai media, diantaranya teks (baik
tertulis maupun lisan), foto-foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk
animasi), dan suara seperti misalnya suara orang yang bernafas tersengal-sengal.
Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotic yang diucapkan, dan
suara erotic-erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto
dan teks tertulis.

Dalam
perkembangan media dewasa ini yang sangat pesat sampai tak terkendali oleh
semua pihak. Khusunya perkembangan media pada telekomunikasi, yang saat ini
dapat diakses atau digunakan oleh semua orang tak tekecuali anak-anak sampai
dewasa. Namun sangat disayangkan bahwa perkembangan media saat ini dimanfaatkan
dan dimainkan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, dalam penyebaran
konten-konten pornografi.
Pornografi
adalah konten yang sangat tidak terpuji karena memperlihatkan gambar-gambar
yang tidak selayaknya ditampilkan dimuka umum khususnya di media sosial yang
banyak orang dapat mengaksesnya. Media sosial yang sering digunakan untuk
menyebar konten-konten tersebut antara lain:
a. Facebook
b. Instagram
c. Blogspot
d. Website
Konten
dari pornografi ini dikemas dalam berbagai wujud atau bentuk, diantaranya;
video, cerita seks, gambar dewasa dll. Ironisnya yang menjadi korban dari
kejahatan media pornografi adalah perempuan. Dimana perempuan memiliki postur
yang lebih menarik dibandingkan dengan laki-laki. Hal tersebut dimanfaatkan
oleh oknum-oknum yang mencari keuntungan dengan menjadi mucikari (penyedia
wanita nakal).
Dengan
demikian media, perempuan, dan pornografi memiliki hubungan antara lain sebagai
berikut:
1. Media
yang berkembang pesat
2. Bisnis
pornografi yang menguntungkan
3. Perempuan
yang menjadi korban kejahatan dunia media pornografi.
Nama: Bunga Regina Putri
NPM: C10215511RB1014
Jurusan:S1 Ilmu Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar